2001 : A Space Odyssey merupakan sebuah film yang kemungkinan lebih tua dari anda; ia rilis tahun 1968. Stanley Kubrick, sutradara legendaris yang paling dikenal dengan film-film seperti 2001 : A Space Odyssey, A Clockwork Orange, dan The Shining, mendobrak perfilman dunia dengan karya fenomenal dan futuristik di jamannya. Apa yang spesial dari film science-fiction yang berjalan hampir 2,5 jam tanpa CGI ini?
SPOILER ALERT! Bila anda ingin menyaksikan film ini sendiri, maka jangan baca sampai bawah ya.
Perlu diingat, bahwa 2001 : A Space Odyssey dibuat dan rilis pada tahun 1968, satu tahun sebelum pendaratan pertama manusia di bulan pada tahun 1969. Akan tetapi seorang Stanley Kubrick dengan berani menggambarkan pendaratan di bulan, bentuk bumi, juga movement pesawat luar angkasa yang benar-benar futuristik. Hal ini pula yang membuat beberapa ahli teori konspirasi berspekulasi bahwa pendaratan di bulan oleh Neil Armstrong Cs adalah sebuah hoax yang gambarnya diambil dari adegan yang tidak jadi dimasukkan dalam film ini.
Baiklah, kembali ke film.2001 : A Space Odyssey direkam berwarna, dengan set scene yang realistis. Beberapa scene dikatakan bukanlah hasil perekaman, melainkan sebuah karya fotografis, terutama bagian awal film.
Film ini berjalan 160 menit, tetapi perlu dicatat bahwa 25 menit pertama dan 20 menit terakhir dalam film tidak menyertakan dialog. berikut juga beberapa adegan pendaratan, adegan luar angkasa, dan sebagainya yang juga tanpa dialog. Sepertinya Kubrick memfokuskan film ini pada keindahan visual dan misteri mengenai jalan ceritanya sendiri.
Film ini sendiri dibagi kedalam empat bagian, dengan satu Intermission, (jeda) sehingga penonton bisa pipis atau beli minuman dulu. Haha.
Bagian pertama : The Dawn of Man
Dalam bagian ini diceritakan mengenai asal mula manusia yang masih serupa dengan kera, berbulu, berjalan empat kaki, dan memakan daun. Kita seperti melihat dokumenter tanpa narasi. Diceritakan sekelompok manusia prasejarah sedang melakukan aktivitas sehari-hari : berbagi makanan dengan Tapir, diterkam Cheetah, berebut wilayah air dengan kelompok lain, serta berlindung saat gelap.
Di pagi harinya mereka dikejutkan dengan kedatangan benda misterius yang berbentuk persegi panjang yang besar dan tinggi. Benda itu halus, berwarna hitam pekat, dan muncul tiba-tiba saat fajar. Manusia prasejarah terlihat kebingungan dan dengan takut-takut menyentuh benda tersebut.
Dalam kesempatan lain setelah munculnya benda misterius tadi, tampak seorang, atau seekor manusia prasejarah bermain dengan tulang yang keras, memukul-mukul tulang lainnya hingga hancur. Maka ditemukan lah sebuah kemajuan bagi seluruh peradaban : Senjata. Senjata tulang ini kemudian dipergunakan untuk membunuh Tapir agar mendapat daging, juga alat untuk merebut wilayah air.
Dalam versi film yang saya tonton, tidak ada penjelasan apakah ilham manusia prasejarah tersebut menggunakan tulang sebagai senjata didapatkan setelah munculnya benda hitam misterius tadi, tetapi beberapa laman di internet membenarkannya. Yang jelas, pagi berikutnya setelah penemuan 'senjata' tadi, benda itu sudah hilang.
Bagian Kedua : TMA-1, Monolith on the Moon.
Seorang kosmonot, Dr. Heywood, pergi menuju sebuah bagian di bulan bernama Clavius. Namun teman-temannya mengingatkan ada hal aneh yang terjadi selama ini di Clavius. Singkat cerita, beberapa grup kosmonot pergi menyelidiki mengenai adanya penemuan sebuah benda yang diperkirakan terkubur jutaan tahun lalu.
Setelah mereka sampai di situs galian (di bulan), mereka mendapati sebuah benda persegi panjang dengan tinggi kurang lebih 5 meter. Ketika mereka ingin berfoto, tiba-tiba benda itu mengeluarkan bunyi nyaring yang memekakkan telinga.
Dalam bagian ini kita akhirnya disuguhi dialog, walau tidak begitu kuat dan hanya seperti pengantar saja. Namun dalam bagian ini pula kita mulai disuguhkan sebuah mahakarya (pada zamannya), yaitu set futuristik pesawat luar angkasa, adegan melawan gravitasi, dan bentuk kompleks pesawat itu sendiri. dan ingat, semua ini tanpa CGI. dikatakan Stanley Kubrick menyewa 13 orang untuk menggambar set luar angkasa dan pekerjaan itu diselesaikan dalam waktu 1 tahun.
Bagian ketiga : Jupiter Mission, 18 months later.
Frank dan Dave, dua astronot yang tergabung dalam misi ke planet Jupiter, sedang dalam pesawat luar angkasa super canggih yang memiliki autopilot super pintar, HAL 9000. HAL memiliki kecerdasan artifisial serta emosi yang sama seperti manusia, meskipun nada bicaranya sangat datar dan justru sedikit creepy. Mereka juga membawa 3 orang astronot lain yang tenaganya disimpan hingga mereka mencapai Jupiter.
Suatu ketika, HAL mengatakan bahwa ada komponen yang rusak di bagian luar pesawat dan menyarakan penggantian suku cadang. Setelah Dave pergi keluar menggunakan pod khusus dan menggantinya, Frank dan Dave kemudian memeriksa bagian yang rusak di dalam pesawat. Akan tetapi mereka tidak menemukan sedikitpun kerusakan.
HAL mengingatkan akan benda aneh dalam misi bulan 18 bulan yang lalu, bahwa benda tersebut mengirimkan sinyal menuju Jupiter. Curiga akan kecerdasan HAL, mereka kemudian berdiskusi dalam pod khusus tadi, mematikan koneksi suara untuk menyususn rencana mematikan fungsi HAL. Sialnya, HAL mengetahui pergerakan bibir mereka. Saat Frank pergi memeriksa bagian yang rusak dari pesawat luar angkasa mereka, tiba-tiba Frank terpental dan terlihat selang udaranya terlepas. Dave segera menyusulnya menggunakan pod lain. Setelah mendapatkan Frank yang tak lagi bergerak, Dave kembali ke dalam pesawat, akan tetapi HAL tidak membukakan pintu masuk. Dave kemudian pergi menuju pintu darurat, pergi kedalam pusat mesin dan mencabut seluruh fungsi HAL.
Bagian keempat : Jupiter and Beyond the Infinite
Dave yang kini mengendarai pesawat sendiri kian mendekati Jupiter. Akan tetapi dalam orbit Jupiter tampak sebuah benda monolith persegi panjang hitam yang sama dengan benda monolith di bulan maupun di hadapan manusia prasejarah. Dave berinisatif memeriksa benda tersebut menggunakan pod, akan tetapi pod yang dikendarainya seakan bergerak menuju wormhole yang membuatnya melihat berbagai pendaran warna. (pendaran warna ini berlangsung cukup lama, mungkin sekitar 10 menit). Di akhir cahaya, ia melihat pod nya berada dalam sebuah ruangan bergaya klasik. Dave keluar dan kini penampilannya sudah menua dengan rambut yang memutih. Dave pergi menuju sebuah pintu dan mendapati dirinya yang lebih tua lagi sedang menyantap makan malam. ketika kamera berputar, terlihat Dave telah menjadi orang tua yang hanya bisa terbaring di tempat tidur, dengan benda monolith tadi dihadapannya. Kamera berputar lagi dan kini Dave menjadi seorang bayi, diselimuti selubung kebiruan, yang sedang menatap planet bumi.
***
Jangan tanya saya apa arti film ini, karena saya juga hanya bisa mereka-reka apa yang ada dalam kepala Stanley Kubrik saat membuat film ini.
Ada yang berpendapat bahwa Kubrick mendefinisikan kejadian alam semesta, ada yang berpendapat bahwa batuan monolith itu adalah representasi Tuhan.
Yang pasti, ratusan orang keluar dari teater saat pertama kali film ini ditayangkan, karena mereka tidak mengerti maksud dari film ini sendiri. Yang pasti pada tahun 1968, ada sebuah film yang dengan luar biasa menggambarkan keadaan alam semesta, merekam astronot yang berlari berputar di wahana ulang alik, semuanya tanpa CGI namun bahkan terlihat lebih bagus daripada hasil anak bangsa menggunakan CGI.
Saya sendiri tidak mau memberi nilai pada film ini, karena jujur saya belum bisa menyamai level pemikiran Kubrick dalam karya science-fiction termodern di jamannya ini.
Terima kasih, walau akhir artikel ini sedikit mengecewakan, akan tetapi kalian juga pasti akan merasakan hal yang sama seperti saya jika menontonnya sendiri. Haha.
SPOILER ALERT! Bila anda ingin menyaksikan film ini sendiri, maka jangan baca sampai bawah ya.
Perlu diingat, bahwa 2001 : A Space Odyssey dibuat dan rilis pada tahun 1968, satu tahun sebelum pendaratan pertama manusia di bulan pada tahun 1969. Akan tetapi seorang Stanley Kubrick dengan berani menggambarkan pendaratan di bulan, bentuk bumi, juga movement pesawat luar angkasa yang benar-benar futuristik. Hal ini pula yang membuat beberapa ahli teori konspirasi berspekulasi bahwa pendaratan di bulan oleh Neil Armstrong Cs adalah sebuah hoax yang gambarnya diambil dari adegan yang tidak jadi dimasukkan dalam film ini.
Baiklah, kembali ke film.2001 : A Space Odyssey direkam berwarna, dengan set scene yang realistis. Beberapa scene dikatakan bukanlah hasil perekaman, melainkan sebuah karya fotografis, terutama bagian awal film.
Film ini berjalan 160 menit, tetapi perlu dicatat bahwa 25 menit pertama dan 20 menit terakhir dalam film tidak menyertakan dialog. berikut juga beberapa adegan pendaratan, adegan luar angkasa, dan sebagainya yang juga tanpa dialog. Sepertinya Kubrick memfokuskan film ini pada keindahan visual dan misteri mengenai jalan ceritanya sendiri.
Film ini sendiri dibagi kedalam empat bagian, dengan satu Intermission, (jeda) sehingga penonton bisa pipis atau beli minuman dulu. Haha.
Bagian pertama : The Dawn of Man
Dalam bagian ini diceritakan mengenai asal mula manusia yang masih serupa dengan kera, berbulu, berjalan empat kaki, dan memakan daun. Kita seperti melihat dokumenter tanpa narasi. Diceritakan sekelompok manusia prasejarah sedang melakukan aktivitas sehari-hari : berbagi makanan dengan Tapir, diterkam Cheetah, berebut wilayah air dengan kelompok lain, serta berlindung saat gelap.
Di pagi harinya mereka dikejutkan dengan kedatangan benda misterius yang berbentuk persegi panjang yang besar dan tinggi. Benda itu halus, berwarna hitam pekat, dan muncul tiba-tiba saat fajar. Manusia prasejarah terlihat kebingungan dan dengan takut-takut menyentuh benda tersebut.
Dalam kesempatan lain setelah munculnya benda misterius tadi, tampak seorang, atau seekor manusia prasejarah bermain dengan tulang yang keras, memukul-mukul tulang lainnya hingga hancur. Maka ditemukan lah sebuah kemajuan bagi seluruh peradaban : Senjata. Senjata tulang ini kemudian dipergunakan untuk membunuh Tapir agar mendapat daging, juga alat untuk merebut wilayah air.
Dalam versi film yang saya tonton, tidak ada penjelasan apakah ilham manusia prasejarah tersebut menggunakan tulang sebagai senjata didapatkan setelah munculnya benda hitam misterius tadi, tetapi beberapa laman di internet membenarkannya. Yang jelas, pagi berikutnya setelah penemuan 'senjata' tadi, benda itu sudah hilang.
Bagian Kedua : TMA-1, Monolith on the Moon.
Seorang kosmonot, Dr. Heywood, pergi menuju sebuah bagian di bulan bernama Clavius. Namun teman-temannya mengingatkan ada hal aneh yang terjadi selama ini di Clavius. Singkat cerita, beberapa grup kosmonot pergi menyelidiki mengenai adanya penemuan sebuah benda yang diperkirakan terkubur jutaan tahun lalu.
Setelah mereka sampai di situs galian (di bulan), mereka mendapati sebuah benda persegi panjang dengan tinggi kurang lebih 5 meter. Ketika mereka ingin berfoto, tiba-tiba benda itu mengeluarkan bunyi nyaring yang memekakkan telinga.
Dalam bagian ini kita akhirnya disuguhi dialog, walau tidak begitu kuat dan hanya seperti pengantar saja. Namun dalam bagian ini pula kita mulai disuguhkan sebuah mahakarya (pada zamannya), yaitu set futuristik pesawat luar angkasa, adegan melawan gravitasi, dan bentuk kompleks pesawat itu sendiri. dan ingat, semua ini tanpa CGI. dikatakan Stanley Kubrick menyewa 13 orang untuk menggambar set luar angkasa dan pekerjaan itu diselesaikan dalam waktu 1 tahun.
Bagian ketiga : Jupiter Mission, 18 months later.
Frank dan Dave, dua astronot yang tergabung dalam misi ke planet Jupiter, sedang dalam pesawat luar angkasa super canggih yang memiliki autopilot super pintar, HAL 9000. HAL memiliki kecerdasan artifisial serta emosi yang sama seperti manusia, meskipun nada bicaranya sangat datar dan justru sedikit creepy. Mereka juga membawa 3 orang astronot lain yang tenaganya disimpan hingga mereka mencapai Jupiter.
Suatu ketika, HAL mengatakan bahwa ada komponen yang rusak di bagian luar pesawat dan menyarakan penggantian suku cadang. Setelah Dave pergi keluar menggunakan pod khusus dan menggantinya, Frank dan Dave kemudian memeriksa bagian yang rusak di dalam pesawat. Akan tetapi mereka tidak menemukan sedikitpun kerusakan.
HAL mengingatkan akan benda aneh dalam misi bulan 18 bulan yang lalu, bahwa benda tersebut mengirimkan sinyal menuju Jupiter. Curiga akan kecerdasan HAL, mereka kemudian berdiskusi dalam pod khusus tadi, mematikan koneksi suara untuk menyususn rencana mematikan fungsi HAL. Sialnya, HAL mengetahui pergerakan bibir mereka. Saat Frank pergi memeriksa bagian yang rusak dari pesawat luar angkasa mereka, tiba-tiba Frank terpental dan terlihat selang udaranya terlepas. Dave segera menyusulnya menggunakan pod lain. Setelah mendapatkan Frank yang tak lagi bergerak, Dave kembali ke dalam pesawat, akan tetapi HAL tidak membukakan pintu masuk. Dave kemudian pergi menuju pintu darurat, pergi kedalam pusat mesin dan mencabut seluruh fungsi HAL.
Bagian keempat : Jupiter and Beyond the Infinite
Dave yang kini mengendarai pesawat sendiri kian mendekati Jupiter. Akan tetapi dalam orbit Jupiter tampak sebuah benda monolith persegi panjang hitam yang sama dengan benda monolith di bulan maupun di hadapan manusia prasejarah. Dave berinisatif memeriksa benda tersebut menggunakan pod, akan tetapi pod yang dikendarainya seakan bergerak menuju wormhole yang membuatnya melihat berbagai pendaran warna. (pendaran warna ini berlangsung cukup lama, mungkin sekitar 10 menit). Di akhir cahaya, ia melihat pod nya berada dalam sebuah ruangan bergaya klasik. Dave keluar dan kini penampilannya sudah menua dengan rambut yang memutih. Dave pergi menuju sebuah pintu dan mendapati dirinya yang lebih tua lagi sedang menyantap makan malam. ketika kamera berputar, terlihat Dave telah menjadi orang tua yang hanya bisa terbaring di tempat tidur, dengan benda monolith tadi dihadapannya. Kamera berputar lagi dan kini Dave menjadi seorang bayi, diselimuti selubung kebiruan, yang sedang menatap planet bumi.
***
Jangan tanya saya apa arti film ini, karena saya juga hanya bisa mereka-reka apa yang ada dalam kepala Stanley Kubrik saat membuat film ini.
Ada yang berpendapat bahwa Kubrick mendefinisikan kejadian alam semesta, ada yang berpendapat bahwa batuan monolith itu adalah representasi Tuhan.
Yang pasti, ratusan orang keluar dari teater saat pertama kali film ini ditayangkan, karena mereka tidak mengerti maksud dari film ini sendiri. Yang pasti pada tahun 1968, ada sebuah film yang dengan luar biasa menggambarkan keadaan alam semesta, merekam astronot yang berlari berputar di wahana ulang alik, semuanya tanpa CGI namun bahkan terlihat lebih bagus daripada hasil anak bangsa menggunakan CGI.
Saya sendiri tidak mau memberi nilai pada film ini, karena jujur saya belum bisa menyamai level pemikiran Kubrick dalam karya science-fiction termodern di jamannya ini.
Terima kasih, walau akhir artikel ini sedikit mengecewakan, akan tetapi kalian juga pasti akan merasakan hal yang sama seperti saya jika menontonnya sendiri. Haha.
No comments:
Post a Comment