Isekai merupakan salah satu genre anime yang ramai
dalam sepuluh tahun terakhir. Isekai adalah genre anime yang menceritakan tokoh-tokohnya berpindah ke dunia lain, seperti game, dunia
fantasi, dunia hantu, dan sebagainya. Sejarah isekai sendiri bukanlah asli dari
kultur anime Jepang. Alice in Wonderland disebut-sebut sebagai cerita isekai
pertama di dunia. Sementara, satu-satunya anime pemenang Oscar kategori best
animation, Spirited Away, adalah anime pertama yang dikenal luas mengusung tema
isekai
.
Dengan semakin digandrunginya tema ini, berbagai
studio berlomba-lomba mengadaptasi cerita isekai. Kesemarakan isekai sendiri
lebih banyak terpusat pada medium light novel. Entah kenapa, di dunia manga
tidak banyak karya-karya orisinal yang menampilkan genre isekai, malahan
kebanyakan hanya adaptasi dari light novel yang sudah terkenal.
Gelombang masif anime isekai mulai disenangi pasar
pada tahun 2012, setelah satu anime begitu booming
di pasaran: Sword Art Online (SAO).
SAO berfokus pada petualangan Kirito, seorang anak yang terjebak dalam konsol
game dan bertekad menyelesaikan game Sword Art Online agar bisa kembali ke
dunia nyata.. atau yah begitulah setidaknya rencana awal ceritanya.
Setelah kesuksesan SAO, seri-seri anime sejenis
mulai berani digarap oleh banyak studio. Isekai pun mulai menggeser genre-genre
yang mendominasi pada awal 2000-an seperti fantasy, school life dan romance. Judul-judul
seperti Log Horizon, Overlord, No Game No Life, Konosuba, Re:Zero menjadi
pemicu ratusan anime isekai lain untuk muncul setiap tahunnya. Dan sejujurnya,
kebanyakan dari judul-judul tersebut memiliki kualitas sangat buruk. Dengan
hadirnya ratusan seri dengan tema yang sama, tentu sulit bagi satu cerita baru untuk
menonjol. Karena itu, beberapa cerita isekai mulai menyiasatinya dengan bumbu
lain: ecchi, harem, atau fetish yang tak masuk akal. Contoh yang paling parah, seorang pria yang masuk ke
dunia lain untuk sebanyak-banyaknya menghamili perempuan untuk menciptakan
pasukan magis. Ya, plot sampah semacam ini ada dan sudah diadaptasi menjadi
anime.
Namun tentu saja, ada anime isekai yang memiliki kualitas
sangat bagus, tanpa bumbu-bumbu fanservice,
baju minim, atau cerita-cerita seksual inuendo. Re:Zero menjadi contoh yang
sangat bagus, dengan tokoh yang –entah bagaimana ceritanya- sehabis pulang dari
indomaret swalayan terhisap menuju dunia fantasi. Disana, Subaru sang
tokoh yang tak memiliki kekuatan apa-apa tak sengaja terlibat dalam
pertempuran, dengan keuntungan bisa mengulangi hidupnya berkali-kali bila ia
mati. Dengan premis yang simpel, Re:Zero justru tidak terfokus pada action dan
fantasi, cerita pertarungan mental Subaru pada orang-orang yang ia temui, yang
ia sayangi, dengan karakter yang harus hancur berkali-kali namun ia terus hidup
kembali, menjadikan Re:Zero lebih bernilai dari sekedar bertarung dengan
kekuatan magis. Untungnya pula, sisi action dari Re:Zero juga digarap sangat
apik.
Untuk season winter ini, ada serial Tate no Yuusha
yang (lagi-lagi) merupakan adaptasi dari light novel. Namun, saya berharap
banyak pada judul satu ini. Mengusung tema from
hero to zero to hero, setidaknya si tokoh utama tidak menyebalkan dan tidak
ada tanda-tanda adanya fanservice
laknat di dalamnya. Atau belum? Entahlah.
Menilik dari sisi psikologis, mungkin bisa
dikira-kira mengapa isekai begitu laku, baik di Jepang maupu di seluruh dunia.
Anime adalah mimpi indah masyarakat Jepang. Ada anekdot yang terkenal bahwa
besarnya mata dalam tokoh anime mencerminkan bagaimana orang-orang Jepang
begitu ingin memiliki fitur wajah seperti dalam tokoh-tokoh fiksi tersebut. Termasuk
pula rambut berwarna-warni, rambut berbagai model, serta seragam warna-warni. Namun
anime-anime dengan penampilan tokoh semacam itu tidak begitu bertahan lama,
mungkin hanya sekitar periode 2000-2010. Semakin kemari, anime justru dibuat
dengan fitur fisik lebih realistis. Akan tetapi, mungkinkah mimpi masyarakat
Jepang juga telah berubah? Tentu kita sudah akrab bahwa Jepang merupakan negara
dengan tingkat bunuh diri tertinggi di dunia akibat dari tekanan mental untuk
mendapat pekerjaan, atau lelah karena rutinitas, atau stres akibat kesendirian.
Tidaklah aneh bila kemudian orang-orang menyenangi cerita-cerita dimana tokoh
yang memiliki latar belakang seperti mereka bisa memiliki hidup baru dengan
kekuatan lebih dan lingkungan fantasial. Kenyataannya, tokoh-tokoh utama dalam
anime isekai lebih didominasi oleh NEET (Not
in Employment, Education or Training alias pengangguran akut), atau
orang-orang yang memiliki masalah dalam kehidupan nyata. Isekai menjadi mimpi
indah bagi penggemarnya, dan membuat orang-orang berpikir bahwa pecundang pun
punya kesempatan menjadi raja.
Sayangnya, apakah mimpi ini sehat? Tentu tidak. Berangan-angan
masuk isekai mungkin sama bodohnya seperti memimpikan punya kekuatan super
saiyan atau devil fruit-nya One Piece. Asal bisa menyerap hiburannya, dan
menyaring pesan-pesan baiknya, tentu menonton atau membaca anime-anime isekai
akan tetap menarik, dengan catatan bukan isekai konyol dengan cerita murahan.
Apakah genre isekai akan terus berjaya bertahun-tahun ke depan? Bisa iya, bisa
tidak. Berhubung jaman terus berubah, tema-tema baru atau lama bisa saja
menjadi mimpi lain yang kemudian digemari.
No comments:
Post a Comment