Tomorrowland, film garapan Brad Bird (sutradara Mission Impossible 5 dan Ratatoullie) adalah film science-fiction dengan trailer yang banyak mengundang decak kagum dan ekspektasi yang tinggi. Lalu, apa yang terjadi pada 130 menit filmnya?
Sebelum melanjut lebih jauh, sekedar info, Tomorrowland sendiri merupakan nama sebuah taman bermain yang merupakan bagian dari Disneyland yang ada sejak tahun 1955. Film ini sendiri diawali saat Frank Walker kecil (Thomas Robinson) pergi ke taman bermain yang mengadakan semacam perhelatan ajang penemuan teknologi. Semua berubah ketika Walker bertemu dengan gadis kecil, Athena (Raffey Cassidy) yang memberinya sebuah pin menuju Tomorrowland.
Cerita berlanjut ke masa kini, ketika Casey Newton (Britt Robertson), seorang cewek remaja yang smart tapi bandel dan berani, menemukan pin yang sama seperti yang diberikan Athena pada Walker. Apa yang terjadi sungguh diluar dugaannya dan membawanya lebih dari sekedar melihat-lihat Tomorrowland, melainkan menyelamatkan seluruh dunia.
Waw. dengan premis seperti itu, film ini tentu menjadi film science-fiction yang luar biasa. dan ini memang terbukti benar, bahwa film ini luar biasa, PADA 3/4 BAGIAN FILMNYA SAJA. Dengan alur yang pas dan keseruan yang enjoyable, saya awalnya sangat menikmati film ini. Dimulai dari pemerannya yang ciamik dan dialog yang sangat fresh dan menyenangkan, juga jokes-jokes yang lumayan berhasil di 3/4 awal film, benar-benar memanjakan mata dan pikiran kita. Tentu terutama acting yang sangat apik dari Britt Robertson dan Raffey Cassidy. Saya benar-benar menyukai karakter Casey Newton dan Athena yang terkesan natural dan sangat teen. Pertemuan dengan Frank Walker dewasa (George Clooney) juga semakin menyempurnakan petualangan mereka.
Lalu apa yang terjadi pada 1/4 film akhirnya?
Keanehan dimulai justru saat dimana film ini harusnya mencapai puncak keseruan. Seakan-akan kita dibawa roller-coaster memutar-mutar dan naik menuju puncak, eh, tiba-tiba di puncak hanya disuguhi track datar tanpa tantangan. Konflik yang dibangun dari awal film seakan runtuh sia-sia dan bahkan kita seakan menonton film lain yang berbeda penggarap dari 3/4 film awal. And it literally ruin everything. Hal ini membuat keseluruhan film menjadi kurang bermakna dan tampak hanya seperti iklan Disneyland yang dipaksakan. Jika saja Tomorrowland ditunda tanggal rilisnya untuk memperbaiki plot dan cerita di 1/4 akhirnya, maka saya yakin film ini akan mendapat skor yang lebih baik.
Seperti biasa saya tidak akan memberikan spoiler, tapi saya akan memberitahu beberapa hal,
- Adegan berantem Athena dan robot-robot masa depan benar-benar keren.
- Ada adegan di Paris dan menara Eiffel yang....um..waw.
- Pemandangan Tomorrowland yang futuristik nan apik.
- Karakter Casey Newton dan Athena sangat cantik.
Untuk skor seluruhnya, saya hanya akan memberi 67 saja. Tentu karena akhir film yang mengecewakan dan tidak bisa mengimbangi konflik di awal film.
Sebelum melanjut lebih jauh, sekedar info, Tomorrowland sendiri merupakan nama sebuah taman bermain yang merupakan bagian dari Disneyland yang ada sejak tahun 1955. Film ini sendiri diawali saat Frank Walker kecil (Thomas Robinson) pergi ke taman bermain yang mengadakan semacam perhelatan ajang penemuan teknologi. Semua berubah ketika Walker bertemu dengan gadis kecil, Athena (Raffey Cassidy) yang memberinya sebuah pin menuju Tomorrowland.
Cerita berlanjut ke masa kini, ketika Casey Newton (Britt Robertson), seorang cewek remaja yang smart tapi bandel dan berani, menemukan pin yang sama seperti yang diberikan Athena pada Walker. Apa yang terjadi sungguh diluar dugaannya dan membawanya lebih dari sekedar melihat-lihat Tomorrowland, melainkan menyelamatkan seluruh dunia.
Waw. dengan premis seperti itu, film ini tentu menjadi film science-fiction yang luar biasa. dan ini memang terbukti benar, bahwa film ini luar biasa, PADA 3/4 BAGIAN FILMNYA SAJA. Dengan alur yang pas dan keseruan yang enjoyable, saya awalnya sangat menikmati film ini. Dimulai dari pemerannya yang ciamik dan dialog yang sangat fresh dan menyenangkan, juga jokes-jokes yang lumayan berhasil di 3/4 awal film, benar-benar memanjakan mata dan pikiran kita. Tentu terutama acting yang sangat apik dari Britt Robertson dan Raffey Cassidy. Saya benar-benar menyukai karakter Casey Newton dan Athena yang terkesan natural dan sangat teen. Pertemuan dengan Frank Walker dewasa (George Clooney) juga semakin menyempurnakan petualangan mereka.
Lalu apa yang terjadi pada 1/4 film akhirnya?
Keanehan dimulai justru saat dimana film ini harusnya mencapai puncak keseruan. Seakan-akan kita dibawa roller-coaster memutar-mutar dan naik menuju puncak, eh, tiba-tiba di puncak hanya disuguhi track datar tanpa tantangan. Konflik yang dibangun dari awal film seakan runtuh sia-sia dan bahkan kita seakan menonton film lain yang berbeda penggarap dari 3/4 film awal. And it literally ruin everything. Hal ini membuat keseluruhan film menjadi kurang bermakna dan tampak hanya seperti iklan Disneyland yang dipaksakan. Jika saja Tomorrowland ditunda tanggal rilisnya untuk memperbaiki plot dan cerita di 1/4 akhirnya, maka saya yakin film ini akan mendapat skor yang lebih baik.
Seperti biasa saya tidak akan memberikan spoiler, tapi saya akan memberitahu beberapa hal,
- Adegan berantem Athena dan robot-robot masa depan benar-benar keren.
- Ada adegan di Paris dan menara Eiffel yang....um..waw.
- Pemandangan Tomorrowland yang futuristik nan apik.
- Karakter Casey Newton dan Athena sangat cantik.
Untuk skor seluruhnya, saya hanya akan memberi 67 saja. Tentu karena akhir film yang mengecewakan dan tidak bisa mengimbangi konflik di awal film.
No comments:
Post a Comment